Sedih & Prihatin, Hamzah Jalante Jadikan Rumahnya Posko Peduli Gempa Palu-Donggala

Posted by: koranakselerasi Posted date: September 30, 2018 / comment : 0

Posko peduli gempa Sulteng di kediaman Kepala BPKAD Palopo, Hamzah Jalante.

AKSELERASI- Sebagai ungkapan keprihatinan dan simpati yang mendalam, Kepala BPKAD Kota Palopo, Hamzah Jalante, mengambil langkah tanggap, menjadikan rumah pribadinya yang terletak di Jln Andi Djemma No: 90, Palopo, sebagai posko peduli tragedi korban gempa bumi dan tsunami yang menerjang Kota Palu, serta Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah.

Dihubungi, Ahad (30/9/2018), Hamzah Jalante, menjelaskan posko peduli ini terbentuk atas inisiatif dirinya serta izin dan petunjuk Walikota Palopo, HM Judas Amir.

Sejak dibuka pagi tadi, berbagai donasi telah berdatangan sebagai empati atas musibah dahsyat, gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) dan gelombang pasang tsunami setinggi lima meter yang memporak-porandakan Bumi Mutiara Khatulistiwa, Jumat (28/9/2018) lalu.

"Posko di rumah saya, Jln Andi Djemma nomor 90 atau depan SDN 3 Surutanga. Unsur pemerintah, komunitas, dan masyarakat yang ingin berikhlas beramal saleh, dapat menghubungi kontak person saya di nomor 081-355-201-111," tandas Hamzah Jalante.

Untuk sementara ini, lanjut dia, donasi sumbangan berupa keperluan sembilan bahan pokok (sembako) berdatangan dari unsur pemerintah, berbagai komunitas, dan individu di Palopo. Setelah terkumpul, rencananya bantuan itu akan dikawal langsung Walikota Palopo, HM Judas Amir, ke Palu-Sulteng. "Bencana di Sulteng itu, adalah duka dan kesedihan bagi kita semua," ucapnya.

Sekedar informasi, tadi pagi HM Judas Amir melepas relawan kesehatan (tim medis) yang dikirim Pemkot Palopo ke pusat titik gempa maupun tsunami di Sulteng, yakni Palu dan Donggala.

Posko peduli gempa-tsunami Palu dan Donggala tersebut, terdiri bagungan relawan mulai dari pemkot, SJK, IKAPTK, IKA-SMANSA Palopo, PKK, DWP, dan IWAPI, termasuk sumbangan jemaah Masjid Al-Khaeriyah Muhammadiyah Palopo.

Data yang dihimpun dari BNPB, gempa Donggala berkekuatan 7,4 SR sementara gempa di Palu berkekuatan 5,9 SR. Musibah itu, disebutkan BNPB menewaskan 384 warga, dan 540 diantaranya terluka. 29 warga masih dinyatakan hilang, dan tak kurang dari 16 ribu warga kini berada di tenda-tenda pengungsian. (TOM)