![]() |
Abidin Arief. |
"Saya sudah tujuh tahun menjadi kader Partai Hanura. Kubu calon lain, Akhmad Syarifuddin Daud (OME) dan Budi Sada (BISA) yang lebih dulu diusung Hanura, kecil peluangnya berkoalisi Gerindra. Saya pesimis dengan peluang itu," ujar Abidin Arief.
Terbukti, lanjut dia, belum ada sejarah di Indonesia duet Hanura dan Gerindra mengusung bakal calon dalam sebuah pesta demokrasi. Tapi, kalau gabungan partai dalam mengusung, itu sudah biasa terjadi.
Abidin Arief yang kemampuannya dalam mengamati peta perpolitikan sudah tidak diragukan menambahkan, meski DPP Gerindra sampai saat ini belum mengeluarkan SK rekomendasi B.1 KWK, dirinya yakin partai yang dibesut Prabowo Subianto itu, akan menjatuhkan pilihan ke HM Judas Amir-H Rahmat Masri Bandaso (JUARA). "Pak Judas Amir merupakan sosok dengan karakter petarung, selama memerintah Palopo dia banyak membuat terobosan spektakuler dan pro rakyat, sehingga membuat tingkat popularitas dan elektibilitasnya terus melejit. Alasan ini lah, membuat saya berkesimpulan Gerindra ke JUARA," tukas Abidin Arief.
Bahkan, timpal dia, bisa saja rekomendasi Gerindra sudah ada di tangan HM Judas Amir. "Pak Judas juga pemimpin yang selalu menunjukkan kerendahan hati. Mungkin saja, rekomendasi Gerindra sudah dia pegang, cuma dirinya belum mau mengekspose ke publik," papar Abidin Arief.
Ia mencontohkan, Kamis (4/1/2018) lalu, tiba-tiba HM Judas menerima rekomendasi B.1 KWK dari DPP PKS. "Ini bisa saja terjadi, rekomendasi Gerindra sudah dikantongi, tapi kubu HM Judas Amir belum mau membuka ke publik," tandasnya. (TOM)
Tidak ada komentar: