![]() |
Jubir JA, Astamanga Azis, saat menggelar jumpa pers, Selasa malam tadi. |
Jurubicara Tim Kerja "Sahabat Kita", Astamanga Azis, mengemukakan hasil survei CPI-LSI menempatkan persentase survei RMB sekitar 29,6 persen. Posisi kedua, Akhmad Syarifuddin Daud (OME) sebanyak 13,5,9 persen, ketiga H Haidir Basir dengan 10,1 persen, dan HM Jaya sebesar 9,9 persen.
"Jumlah responden yang dipilih sebanyak 440 orang dengan sistem multitage random, serta margin error 4,8 persen. Survei berlangsung, Oktober bulan ini," kata Astamanga Azis.
Sedang survei ILV lagi-lagi menempatkan RMB di urutan atas dengan persentase 36,6 persen. Kemudian, disusul OME dengan 15,9 persen. "Di sini, pemilih yang belum menentukan pilihannya sebanyak 21,4 persen," urai Astamanga Azis.
Dari 17 nama yang masuk survei JA, lanjut Astamanga Azis, terdapat dua nama baru, yakni H Zirmayanto, Ketua Dekopinda Palopo, dan Karno, Kadis Koperasi Palopo. Dua tokoh ini, masuk peringkat 10 besar. Elektibilitas Zirmayanto berada di angka 0,7 persen. Perolehan surveinya, sama dengan Ketua DPC PKB Palopo, Dahri Suli, yakni 0,7 persen. Sedang Karno, surveinya di kisaran 0,2 persen. Hanya saja, dalam survei kedua ILV, nama Karno tidak masuk dalam 17 figur yang disurvei mendampingi HM Judas Amir.
"Kedua lembaga survei tersebut telah melakukan tiga metode simulasi, dengan pertanyaan jika hari ini digelar pemilihan, siapa yang paling pantas mendampingi JA? Hasilnya, apabila JA-RMB berpasangan, maka elektibilitas mereka jauh dari calon lain. Artinya, tingkat keterpilihan masih tinggi," tutur Astamanga.
Kendati survei merupakan metode ilmiah dan objektif untuk mengetahui tingkat keinginan masyarakat, namun hasil yang dirilis dua lembaga tadi, belum bersifat final.
"Hasil survei ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan melakukan komunikasi di tingkat partai politik (parpol) yang akan mengusung petahana, HM Judas Amir, di Pilkada Serentak 2018," tukas Astamanga Azis.
Sementara, Ketua Tim Pemenangan JA, Haerul Salim, menjelaskan CPI-LSI dan ILV, merupakan lembaga survei yang kredibel, terpercaya, dan punya independensi. "Tingkat keakuratan dan keterpercayaannya sangat kuat, serta dalam pelaksanaannya tidak ada unsur rekayasa, seperti titipan, dll," pungkas Haerul Salim. (TOM-ABK)
Tidak ada komentar: