![]() |
Puluhan orangtua siswa saat mendatangi kantor Disdik Palopo. |
Mereka memprotes kebijakan ketiga sekolah tersebut, yang mengeluarkan anak mereka dengan alasan tidak melalui jalur sistem PPDB online.
"Kedatangan kami untuk meminta kejelasan. Kami telah membayar seluruh administrasi pendaftaran seperti seragam batik dan olahraga, Rp240 ribu per siswa. Kami telah menempuh pendaftaran seperti yang diminta sekolah, namun nyatanya anak kami dikeluarkan," keluh Cahya, salah satu ortu siswa.
Meski dinas pendidikan menawarkan solusi dengan menyekolahkan anak tersebut ke sekolah terdekat dari lokasi domisili, namun ortu siswa ingin anaknya bertahan di tiga sekolah tersebut.
Aspirasi pra ortu siswa, diterima empat anggota Komisi 1 DPRD, yakni Steven Hamdani, Misbahuddin, Abdul Jawad Nurdin, dan Bakri Tahir. Pihak DPRD menyarankan, orang tua siswa bersabar menunggu evaluasi dan keputusan lebih lanjut dari dinas pendidikan.
Terpisah, Kadis Pendidikan (Kadisdik) Palopo, H Asir Mangopo, saat dikonfirmasi Koran Akselerasi, menyebut pihaknya menawarkan solusi kepada ortu siswa agar anak mereka disekolahkan di sekolah-sekolah terdekat dari tempat domisilinya masing-masing. Sebab, masih ada beberapa sekolah yang kuota siswanya belum terpenuhi. (ARI)
Tidak ada komentar: