![]() |
Debat publik yang digelar KPU Palopo berjalan lancar dan sukses. |
Debat yang dipandu dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Nurfadillah, dimulai dari calon walikota nomor urut 2, Akhmad Syarifuddin Daud (Ome) yang bertanya ke HM Judas Amir, mengenai program 'Siapa Mau Bekerja Apa' yang menurutnya tidak berpengaruh banyak dalam menekan angka pengangguran di Palopo.
Terkait pertanyaan itu, HM Judas Amir menjelaskan bahwa pengangguran di Palopo erat kaitannya status Palopo sebagai sebuah kota. Berbeda dengan kabupaten, jika selesai tahun ajaran penduduk sebuah kabupaten cenderung berkurang.
"Mengenai pengangguran, dominan berasal dari warga luar daerah yang menimba ilmu di Palopo. Ketika selesai diwisuda, sebagian dari mereka enggan kembali ke kampungnya. Sehingga, tetap tinggal di Palopo tanpa memiliki pekerjaan," timpal HM Judas Amir.
Namun, jawaban tersebut ditanggapi Ome bahwa angka pengangguran di Palopo sesuai data BPS cukup tinggi (10,9%) dan berimplikasi terhadap menurunnya laju pertumbuhan ekonomi. Masalah urbanisasi penduduk kabupaten ke kota tidak bisa dijadikan alasan, karena ada persoalan yang tidak relevan di dalamnya.
Meski demikian, HM Judas Amir balik menanggapi persoalan pengangguran tidak bisa dihindari, tetapi pemerintahan berkewajiban mengentaskan masalah pengangguran sesuai norma, standar, dan kriteria.
"Cara-cara kerja pemerintahan seperti itu, tidak langsung 'sim salabim' begitu saja. Kami punya data valid, bahwa perekonomian di Palopo cukup bagus," tegas HM Judas Amir.
Selanjutnya, HM Judas Amir diberi kesempatan bertanya ke Ome, tentang enam kriteria cara mensejahterakan masyarakat.
Pertanyaan itu langsung dijawab Ome jika ingin melihat masyarakat baik, maka berikan mereka apa yang dibutuhkan. Ukurannya bukan hanya fisik semata, karena fisik cuma dinikmati segelintir orang saja. Daya beli masyarakat, sekarang menurun. Kesenjangan ini harus ditipiskan, tidak semua warga telah menikmati pembangunan fisik.
"Saya mencontohkan, di Minjana sana. Baru mau jalan, kita sudah 'goyang
madura'. Nah, ke depan pemerintah harus hadir menciptakan ruang yang besar kepada masyarakat. Lapangan kerja harus diprioritaskan, persoalan insentif tenaga kebersihan, termasuk tenaga guru, kesehatan, dan tenaga kontrak lainnya mesti ditingkatkan," tutur Ome.
Sesi berikutnya, calon wakil walikota nomor urut 1, H Rahmat Masri Bandaso (RMB) bertanya ke calon wakil walikota nomor urut 2, Budi Sada, bagaimana cara mengendalikan perekonomian warga di sejumlah wilayah mulai dari utara, timur, barat, dan selatan?
Pertanyaan itu dijawab Budi Sada, pihaknya akan membangun kawasan-kawasan strategis, salah-satunya pasar buah di wilayah Sendana.
Setelah gilirannya, Budi Sada mempertanyakan cara memberi pelayanan ke masyarakat agar meningkatkan kesejahteraan mereka dan hasilnya kembali ke masyarakat, kepada RMB.
"Dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, layanan publik akan lebih tingkatkan. Banyak program itu telah dilaksanakan, seperti kesehatan (BPJS, UPTD Ambulance Gratis Antar Jemput, kualitas rumah sakit/Puksesmas), bidang pendidikan gratis nantinya akan ada bantuan bagi pelajar anak usia dini, guru-guru akan diberi insentif. Pelayanan lainnya, bantuan insentif kepada rumah ibadah, guru mengaji, bahkan tukang mandi jenazah kesejahteraannya ikut ditingkatkan," papar RMB.
Puncak debat diakhiri closing statement, pasangan JUARA berjanji meningkatkan pos APBD yang pro rakyat. Rivalnya, pasangan OME-BISA menegaskan pihaknya maju di Pilwalkot Palopo 2018, ingin menjadi pemimpin bukan menjadi penguasa.
Usai debat, Ketua KPU Palopo, Haedar Djidar, menilai debat publik yang digelar ini bertujuan menguji visi-misi seluruh paslon yang berkompetisi. Debat ini, sambung dia, sangat menentukan opini masyarakat dalam menentukan pilihannya. (ARI)
Tidak ada komentar: