ads

Headline

Metro

Hukum

Daerah

Politik

 

Penulis, Mubarak Djabal Tira.
DEFISIT keuangan daerah dan kemacetan pembangunan bukan lagi sekadar isu, melainkan bom waktu yang siap meledak jika tidak segera ditangani. Duet kepemimpinan Naili-Akhmad, yang kini berada di ujung tombak pemerintahan daerah, tidak punya alasan untuk berleha-leha. Waktu untuk pencitraan telah usai; kini saatnya membuktikan kapasitas melalui tindakan nyata. Sidak, yang kerap dianggap aksi simbolik, harus menjadi alat tajam untuk mengungkap kebobrokan sistem, bukan sekadar parade untuk sorotan kamera.

Pemerintahan yang efektif tidak bisa bertumpu pada janji-janji manis atau seremonial rutin. Sidak, jika dilakukan dengan serius, adalah cara untuk memetakan masalah secara langsung: dari proyek mangkrak, birokrasi lamban, hingga penyimpangan anggaran. Namun, relevansi sidak hanya akan teruji jika diikuti oleh tindakan tegas—penegakan hukum, perbaikan sistem, dan penempatan orang-orang kompeten di posisi kunci. 

Jika sidak hanya berhenti pada dokumentasi dan pernyataan bombastis, maka itu tak lebih dari sandiwara politik yang mempermalukan publik.Tantangan Naili-Akhmad tidak ringan. Defisit keuangan daerah menuntut keberanian untuk memangkas pemborosan, menutup celah korupsi, dan mencari solusi inovatif tanpa membebani rakyat. Kemacetan pembangunan, di sisi lain, mencerminkan lemahnya koordinasi dan kurangnya visi yang terukur. Keduanya bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan rapat-rapat tanpa ujung atau gimmick populis. Diperlukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja jajarannya, dengan satu prinsip utama: meritokrasi, bukan balas budi politik.

Saatnya Naili-Akhmad menunjukkan nyali. Orang-orang yang mendampingi mereka harus dipilih berdasarkan kompetensi, bukan karena kedekatan politik atau loyalitas buta. SDM yang mumpuni adalah tulang punggung pemerintahan yang mampu menjawab tantangan zaman. Jika mereka gagal memisahkan kepentingan politik dari kebutuhan rakyat, maka kepercayaan publik akan runtuh lebih cepat dari yang mereka bayangkan.

Sidak bukan sekadar alat untuk mengejutkan bawahan yang lalai, tetapi juga cerminan komitmen pemimpin untuk bekerja di lapangan, bukan dari balik meja. Naili-Akhmad harus membuktikan bahwa mereka bukan sekadar aktor dalam panggung politik, tetapi pemimpin yang berani mengambil risiko demi perubahan. Waktu terus berjalan, dan masyarakat menanti bukti, bukan janji. (MUBARAK DJABAL TIRA)

About koranakselerasi

OnlineAkselerasi.com juga beredar dalam versi cetak (Koran Akselerasi) yang beredar di wilayah Luwu Raya dan Toraja. Semoga, kehadiran media ini, dapat menambah khasana bacaan masyarakat yang lebih edukatif dan mendidik.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Post a Comment


Top