![]() |
Datu Luwu, Sri Paduka A Maradang Mackulau dan Bupati Luwu, HA Mudzakkar. |
Prosesi sakral 'Mappalesso Samaja' atau melepas nazar, merupakan ritual adat berupa doa bersama kepada Tuhan yang dilanjutkan 'Manre Saperra' atau makan bersama.
Bupati Lutra, Hj Indah Putri Indriani menjelaskan sejarah ritual 'Mappalesso Samaja' dilakukan di jaman perang gerilya melawan bangsa penjajah yang dipimpin Andi Djemma selaku Datu Luwu.
"Suatu ketika, Datu Luwu, Sri Paduka Andi Djemma dan Permaisuri, Andi Tenri Padang Opu Datu bersama dewan adat serta pasukannya terdesak dalam sebuah pertempuran melawan tentara KNIL Belanda di Cappasolo. Dalam kondisi kritis, Andi Djemma bernazar di hadapan dewat adat akan menggelar 'Manre Saperra' bersama seluruh masyarakat Luwu apabila mereka berhasil melalui masa-masa sulit tersebut," kata Indah Putri Indriani dalam sambutannya.
Sekedar diketahui, Desa Pattimang pernah menjadi pusat pemerintahan Kedatuan Luwu yang membawahi wilayah cukup luas. Sekarang, Pattimang menjadi destinasi wisata desa religius di Lutra.
Kabag Humas dan Protokoler Pemda Luwu, Muhammad Ansir Ismu, kepada Koran Akslerasi, mengungkapkan Bupati Luwu, HA Mudzakkar, sangat mengapresiasi prosesi dan ritual adat yang digelar tuk menyambut puncak Hari Jadi Luwu dan HPRL 2018. "Pak bupati serta Sri Paduka Datu Luwu, Andi Maradang Macklulau, mengikuti prosesi Manre Saperra dengan warga Luwu," kunci Ansir Ismu. (RLS-TOM)
Tidak ada komentar: