Bupati Lutim, HM Thorig Husler, menghadiri pelantikan Macoa Bawalipu ke-61. |
"Di era globalisasi dewasa ini, banyak suku bangsa hampir kehilangan jati diri dan identitasnya. Padahal, eksistensi mereka sangat penting dalam mempertahankan komunitas masyarakat adat. Sebab, UU RI telah memberikan jaminan keberlangsung adat dan budaya sebagai warisan yang harus terus dilestarikan," tegas Thorig Husler.
Dengan digelarnya ritual adat pengukuhan Macoa Bawalipu di Baruga SalassaE, Desa Lampenai, Kecamatan Wotu, menunjukkan tatanan adat yang melekat pada orang Wotu, tetap terjaga di tengah arus kemajuan zaman yang begitu luar biasa.
"Harapan saya kepada Macoa Bawalipu Wotu, Bau Muh Aras Abdi To Baji Pua Sinri yang telah dikukuhkan sebagai Macoa Bawalipu ke-61, dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya serta menjadi pengayom bagi seluruh masyarakat adat. Senantiasa pegang teguh adat dalam artian, hukum adat adalah segalanya. Pengurus harus jadi pelita, atau contoh di tengah masyarakat," harap Thorig Husler.
Dalam menyusun program kerja, masyarakat Wotu diminta tetap bersinergi dengan pemerintah daerah untuk membangun masyarakat yang beradat dan bermartabat.
Macoa Bawalipu merupakan sebuah gelar adat yang diberikan kepada pimpinan pemangku adat di Wotu, Lutim. Macoa bermakna; pemimpin. Hadir dalam pengukuhan, yakni Datu Luwu ke-40, YM Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, adat 12 Kedatuan Luwu, adat 17 Kemacoaan Bawalipu, perangkat adat Pamona, dll. (SUL)
Tidak ada komentar: